MENEKAN AKI, AKB DAN MENURUNKAN PREVALENSI STUNTING BUTUH KERJA KOLABORATIF DARI BERBAGAI PIHAK

  • Jumat, 04 Oktober 2024 - 18:45:01 WIB
  • Superadmin
MENEKAN AKI, AKB DAN MENURUNKAN PREVALENSI STUNTING BUTUH KERJA KOLABORATIF DARI BERBAGAI PIHAK

Kamis, 3 Oktober 2024, perwakilan dari beberapa bidang dan sekretariat pada Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Barat melakukan monitoring dan evaluasi terpadu pelaksanaan berbagai program dan kegiatan tahun anggaran 2024 di Puskesmas Benteng - Kecamatan Komodo - Kabupaten Manggarai Barat. Kegiatan monitoring dan evaluasi tersebut dibuka oleh Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Alexius Nggarang. Pada kesempatan tersebut, Kabid Kesmas menyampaikan  monitoring dan evaluasi dilakukan untuk mengkaji kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan perencanaan, mengidentifikasi masalah dari pelaksanaan kegiatan tersebut dan menemukan solusi atas masalah-masalah/hambatan yang ditemukan. Selanjutnya Kabid Kesmas menegaskan bahwa Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Barat beserta seluruh jajarannya tentu tidak mampu melakukan berbagai upaya Kesehatan termasuk untuk menekan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan menurunkan prevalensi stunting tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak. Maka dari itu dibutuhkan kerja kolaboratif dari berbagai pihak baik Pemerintah Daerah, Kecamatan, Desa maupun pihak swasta. Demikian halnya ditingkat Puskesmas;  harus selalu berkolaborasi dengan semua lintas sektor terkait di wilayahnya untuk melakukan aksi konvergensi penanganan stunting, menekan AKI dan AKB dan berbagai upaya Kesehatan lainnya. Saat ini Intervensi serentak penanganan stunting dilakukan setiap bulan, dengan demikian pastikan semua sasaran ditimbang/diukur dan dilakukan intervensi terhadap semua sasaran yang bermasalah gizi. Keterlibatan dari berbagai pihak baik Tenaga Kesehatan, kader posyandu, KPM, Pemerintah Desa, PKK, PLKB maupun tokoh Masyarakat lainnya untuk penggerakan sasaran ke titik-titik posyandu dan melakukan sweeping bagi sasaran yang tidak datang saat hari buka posyandu sangat dibutuhkan . Puskesmas harus selalu melakukan komunikasi dan koordinasi dengan para tokoh agama untuk memastikan semua calon pengantin diskrining kesehatannya sehingga dapat diketahui layak hamil atau tidak, Pastikan Ibu hamil kekurangan energi kronis (KEK) mendapatkan PMT, Pastikan semua balita mendapatkan PMT sesuai status gizinya, Pastikan semua balita gizi buruk mendapatkan perawatan dan pastikan semua ibu hamil dan bayi resiko tinggi terpantau kondisi kesehatannya. Dalam kaitannya dengan pelayanan Kesehatan untuk ibu hamil dan ibu bersalin, maka Puskesmas dan seluruh jajarannya harus memastikan Bidan, Alat Kesehatan, Keluarga,Obat,Kendaraan, Uang,Darah, Posisi dan Nutrisi (BAKSOKUDAPN) tersedia.

Pada kesempatan tersebut, Valentinus Hibur; Kepala Puskesmas Benteng menyampaikan bahwa, Puskesmas Benteng dan seluruh jajarannya terbuka untuk menerima masukan/saran perbaikan yang disampaikan tim monev. Puskesmas Benteng siap membangun kerjasama dengan berbagai lintas sektor di wilayah kerjanya untuk menekan AKI, AKB dan menurunkan prevalensi stunting di wilayahnya. Kapus Benteng juga menjelaskan bahwa hingga saat ini gerakan PLN PEDULI dari PLN dengan nama kegiatannya Tangkas Komodo telah mulai melakukan kegiatan pemberdayaan penanganan stunting di desa Golo Pongkor. Berbagai kegiatan yang sedang dilakukan adalah  penyiapan kebun sayur, kolam ikan lele dan pemberian makanan tambahan (PMT) untuk sasaran yang bermasalah gizi di Desa Golo Pongkor. Harapannya, gerakan pemberdayaan ini dapat meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga hingga akhirnya mampu menyediakan pangan bergizi bagi anggota keluarga.

  • Jumat, 04 Oktober 2024 - 18:45:01 WIB
  • Superadmin

Berita Terkait Lainnya