Pemenuhan gizi merupakan hak dasar anak. Salah satu upaya untuk meningkatkan kesehatan dan gizi anak sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang Dasar Tahun 1945 dan kesepakatan Internasional seperti Konvensi Hak Anak, adalah memberikan makanan yang terbaik untuk anak usia dibawah 2 tahun. Untuk mencapai hal tersebut, praktik pemberian makan yang baik dan tepat sangat penting untuk kelangsungan hidup, pertumbuhan, perkembangan, kesehatan dan gizi bayi dan anak. Saat ini telah banyak dilakukan promosi pemberian ASI secara eksklusif yang merupakan awal terbaik untuk kehidupan anak.
Namun pemberian ASI belum optimal, hal ini ditunjukan dengan terjadinya gangguan pertumbuhan mulai usia 3- 4 tahun.Pada usia enam bulan bayi mulai diberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI), sebagian anak tidak mendapatkan MP-ASI dalam jumlah yang cukup baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Jika bayi dan anak usia 6-24 bulan tidak memperoleh cukup gizi dari MP-ASI, maka akan mengakibatkan gangguan pertumbuhan dan kurang gizi. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah kekurangan gizi maka diperlukan perbaikan pada kuantitas dan kualitas MP-ASI. Untuk memperoleh MP-ASI yang baik secara kualitas dan kuantitas maka diperlukan peranan petugas kesehatan untuk memberi informasi tentang praktek pemberian makanan yang baik untuk anak dibawah usia 2 tahun kepada orang tua,pengasuh, dan keluarga. Oleh karena sangat penting dibuat kegiatan Pos Gizi agar semua bayi dan balita yang bermasalah dengan kesehatan gizi dapat berkumpul bersama untuk membagi pengalaman dan belajar bersama dengan tenaga kesehatan tentang cara pengolahan makanan lokal dan praktik langsung pemberian makanan pada bayi dan anak.
Sebagian besar asupan makanan balita sebagai dampak dari prilaku/ asuhan orangtua/ pengasuh yang kurang baik menjadi penyebab terjadinya kurang gizi pada balita. Hal ini dapat ditunjukkan dari masih adanya bayi Balita di wilayah Puskesmas Nangalili khususnya di Desa Kakor yang mengalami Gizi Kurang, Gizi Buruk,Balita Bawah Garis Merah (BGM) dan balita Stunting.
Pada tahun 2021 di Wilayah Puskesmas Nangalili khususnya di Desa Kakor tercatat adanya Kasus balita Gizi Kurang sebanyak 15 orang (4,94%) berdasarkan indikator Berat Badan menurut Umur (BB/U), Balita Bawah Garis Merah sebanyak 5 orang (1,6%) berdasarkan indikator Berat Badan menurut Umur (BB/U), Gizi Buruk 3 orang (0,9%) berdasarkan Indikator Berat Badan menurut Panjang atau Tinggi Badan(BB/PB atau BB/TB) dan Stunting 24 orang (11,6%) berdasarkan indikator Panjang atau Tinggi Badan menurut Umur (PB/U atau TB/U). Dan Pada tahun 2022, berdasarkan hasil Operasi Timbang Pada Bulan Februari 2022 terdapat balita Gizi Kurang sebanyak 10 orang berdasarkan indikator Berat Badan menurut Umur (BB/U), Balita Bawah Garis Merah sebanyak 3 orang berdasarkan indikator Berat Badan menurut Umur (BB/U), Gizi Buruk 2 orang beradasarkan Indikator Berat Badan menurut Panjang atau Tinggi Badan (BB/PB dan TB) dan Stunting sebanyak 38 (22,35 %) orang berdasarkan indikator Panjang atau Tinggi Badan menurut Umur (PB/U atau TB/U). Dari sasaran Stunting sebanyak 38 orang tersebut, sebanyak 13 orang balita berusia < 2 tahun dan 25 orang berusia > 2 tahun.
Dengan adanya masalah gizi yang terjadi di atas, maka diperlukan adanya keterlibatan dari berbagai pihak dengan menyediakan wadah atau tempat seperti membuat POS GIZI untuk penanganan bayi/balita yang beresiko. Dalam rangka penanggulangan masalah gizi buruk dan gizi untuk itu perlu dilaksanakan secara maksimal dengan membentuk Pos Gizi yang berbasis masyarakat dengan melibatkan seluruh Elemen masyarakat guna memantau dan mengawasi pelaksanaan kegiatan tersebut. Kegiatan di Pos Gizi dapat memanfaatkan kearifan lokal dalam mencegah terjadinya masalah Gizi yang ada di wilayah kerja puskesmas Nangalili.
Puskesmas Nangalili juga telah melaksanakan serangkaian kegiatan program Gizi dalam penanggulangan masalah gizi, terutama Gizi Masyarakat diantaranya pemantauan status gizi balita di posyandu, membina Kelompok Kadarzi tingkat Desa ,Pelacakan Balita Gizi Buruk, Penyuluhan Gizi dan kegiatan-kegiatan lainnya dengan sasaran seluruh masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Nangalili
TUJUAN DIBENTUKNYA POS GIZI DESA KAKOR ini adalah .
- Meningkatkan Pelayanan dalam Penanganan Balita gizi buruk.
- Menurunkan angka kematian atau kesakitan akibat gizi buruk
- Memperbaiki dan meningkatkan status gizi balita
- Meningkatkan perubahan perilaku orang tua dalam mengasuh balita
PELAKSANAAN KEGIATAN :
- Melakukan Pendataan Balita melalui hasil pengukuran yang dilakukan diposyandu oleh kader dan divalidasi oleh petugas Gizi terutama data antopometri dan status Gizi;
- Setelah pendataan, melakukan pemeriksaan terhadap balit Giz iBuruk/stunting (0-23 bulan)/balita bera badan sangat kurang tentang ada tidakny apenyakit penyerta;
- Jika ada penyakit penyerta maka balita tersebut dirujuk untuk mendapat perawatan sampai sembuh, setelah perawatan baru ikut kedalam Pos Gizi;
- Hasil pendataan dan pemeriksaan disampaikan melalui musyawarah Desa, untuk menentukan tempat danWaktu pelaksanaan.
- Tenaga kesehatan bersama lintas sector menyusun jadwal kegiatan selama 14 hari terkait materi/bahan penyuluhan apa yang akan diberikan;
- Tenaga gizi puskesmas bersama kader dan PKK menyusun menu 14 hari makan anak bersadarkan kebutuhan gizi anak (500 Kkal dan 15-20 gr protein);
- Selama 14 hari berturut-turut, peserta pos gizi bayi (6-11 bulan) dan balita (12-59 bulan) beserta ibu dan ayahnya, akan dikumpulkan di PosGizi untuk diberi PMT berbahan pangan lokal, dipantau penambahan berat badannya, mengajarkan personal hygiene, melakukan permainan (SDIDTK)
- Orang tua didampingi Kader dan PKK diajarkan memasak makanan menggunakan bahan pangan lokal;
- Hari 1-14 anak balita dipantau di PosGizi; hari ke 15-90 orang tua balita mempraktekan dirumah masing-masing apa yang didapat di pos gizi;
- Pemantauan setelah Pos Gizi, dilakukan oleh tenkes dan kader pada hari ke- 30 dan 60 dan hari ke 76; meliputi perkembangan BB dan TB
SASARAN POS GIZI yaitu:
- Balita dengan berat badan sangat Kurang (BB/U) sebanyak 4 Orang
- Kader sebanyak kurang lebih 3 orang
- PKK kurang lebih 2 orang
PENANGGUNGJAWAB : Petugas Kesehatan Dan Desa
PEMBIAYAAN : APBD DESA Kakor
PENCATATAN DAN PELAPORAN
- Perkembangan berat badan selama 14 hari. Yang diukur di hari 1, hari ke 7 dan hari ke 14;
- Contoh menu 10 hari (untuk hari 11-14 mengulang salah satu menu dari menu 10 hari);
- Mengamati dan mencatat perubahan perilaku orang tua dan Pemantauan konsumsi makanan balita melalui kunjungan rumah menggunakan kuisioner Pola Asuh dan Pola Makan pada hari ke 30, hari ke 60 dan hari ke 76.